Sabtu, 08 Desember 2007

Sedih dan Indahnya Ramadhan

Media Indonesia, September 2007

Oleh: Vivit Nur Arista Putra

Tak terasa puasa ramadhan telah sepekan lebih berlalu. Seluruh umat muslim menjalaninya dengan tenang dan damai di kediaman masing-masing. Makan sahur dan berbuka bersama keluarga bertemu di ruang makan dalam suasana hangat setiap harinya. Berterawih jamaah di masjid secara saksama. Tetapi tahukah anda? Di luar sana? saudara kita lainnya tak bisa menikmati hari-hari puasanya dengan nyaman karena diserang bencana. Ya, jauh dari kita, di Bengkulu, Padang dan Sulawesi sana, mereka sahur dan berbuka beratap langit ditemani hunianya yang roboh rata dengan tanah di sekelilingnya. Sebanyak lima ribu rumah rusak berat dan ringan di Bengkulu. Bahkan di hari pertama mereka terpaksa makan sahur di tepi trotoar dan tenda-tenda. Entah cobaan atau ujian yang diberikan oleh Nya. Dan kita, hanya bisa memetik hikmah dan pelajaran berharga dari setiap musibah.

Rumah Pensil Publisher

Disadari atau tidak, hati kita baru tergugah, saat iba menyaksikan saudara kita dirundung bencana. Solidaritas pun mulai tumbuh di berbagai kota guna meringankan beban mereka. Di jalanan para mahasiswa bersatu menggalang dana, media massa dan yayasan peduli gempa pun tak mau kalah dengan beramai-ramai membuka rekening peduli gempa.

Nan jauh disana, di Timur Tengah, Kashmir, Narathiwat dan daerah lainnya yang tak pernah absen dengan konflik dan peperangn, kini sejenak reda dan tak terdengar lagi ada korban jiwa. Masyarakat muslim di sana lebih menyibukkan diri untuk ibadah di bulan penuh berkah dan ampunan ini. Bahkan, kelompok bersenjata Front Pembebasan Islam Moro menawarkan pembicaraan damai dengan pemerintah Filipina selama ramadhan ini. Di Irak, militer AS memulai program pembebasan lima puluh sampai delapan puluh tahanan setiap harinya selama ramadhan. Mungkin inilah keajaiban dibulan terindah daripada sebelas bulan lainnya. Semoga hal ini terus berlanjut di bulan berikutnya. Iba dan peduli bukan karena prahara melainkan wujud kepahaman kita bahwa Islam mengajarkan kita untuk mencintai sesama manusia, dan damai tak hanya di bulan ini saja tapi berlanjut hingga bulan-bulan berikutnya. Amin.

Vivit Nur Arista Putra
Mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta



Tidak ada komentar: