Senin, 05 Juli 2010

Memaknai Hijrah

Dimuat di Buletin INTRO KAMMI UNY, Agustus, 2009 

Hijrah bermakna berpindah tempat. Lebih tepatnya berpindah dari segala keburukan menuju kebajikan. Adapun rukun hijrah yaitu ada tempat yang ditinggalkan dan ada muara yang dituju. Inilah yang dilakukan Muhammad saw cs, ketika tak tahan ditindas kafir Quraish. Hijrah saat itu dari Makkah beranjak ke Madinah. 

Jika ditelisik langkah ini dilakukan untuk meracik strategi dengan membangun kekuatan psikologis dan basis massa kemudian melakukan metamorfosa sosial. Sebab, pascahijrah terjadi penaklukan Makkah “Fathul Makkah.” Nabi pun berkuasa di sana dan melapangkan dirinya menyebarkan dakwah Islam. Selain berpindah tempat, secara sifat hijrah berarti merubah. Gelap menjadi terang. Begitupun yang dialami mahasiswa baru saat ini. Memutuskan hijrah kuliah, dari nun jauh perantauan untuk merumput ilmu di kota pendidikan. Hilir hijrah mahasiswa itu bernama kampus. Tempat peraduan dan ruang pencerahan. Asa menggumpal untuk merubah diri dengan cita membahagiakan orang tua, wali, dan mengabdi pada ibu pertiwi.

Rumah Pensil Publisher

Spirit hijrah itu, hendaknya dapat menjiwai proses pematangan di kampus. Karena bagaimanapun mahasiswa adalah avant garde (garda depan) transformasi sosial. Jikalau ditinjau lebih rijit lagi, hijrah atau berpindah, tak hanya bergeraknya fisik ke tempat lain. Namun, juga bergantinya fikiran, hati, dan kelakuan yang menggariskan perbedaan. Sebagaimana kata Umar bin Khatab “Hijrah itu memisahkan antara kebenaran dan kebatilan” (H.R. Ibn Hajar). Begitu pun pesan dari langit yang menegaskan “Dan perbuatan dosa, maka jauhilah” (Muddatsir: 5) ialah esensi hijrahnya. 

Ibrah atau pelajaran lain yang dapat disadap dari peristiwa hijrah ialah perubahan cara pandang atau world view kematangan berfikir yang mengimbas pada sikap kedewasaan adalah yang paling diharapkan. Sebab, setelah itu mahasiswa akan mentas di kampus untuk melakukan rekonsiliasi sosial. Ikhtiarkan dan panjatkan do’a demikian, karena Allah tak akan merubah kondisi suatu kaum sebelum mereka berikhtiar merubahnya sendiri (Q.S. Ar Rad’u: 13). Hidup mahasiswa.

Vivit Nur Arista Putra 
Aktivis Mahasiswa

Tidak ada komentar: