Anak Kaki
Kantuk yang memberat
Dingin yang menyengat
Dan letih yang menyayat
Bertumpu pada satu raga
Namun, rasa itu tak mengurungkan
tekad untuk mendaki
Mengayunkan jejak kaki di kaki Merapi
Menancapkan prasasti sejarah
di gunung penuh misteri
Jalan berkelok menjulang tinggi
Kudayung dan kususuri
dengan kayu di setiap tepi
Gemuruh angin malam melantun lantang
Seakan menguji tegarnya rimbunan pohon
Dan menggoyah jalinan kaki
yang mulai pengkor ini
Anak kaki terus melaju
Meski sedikit dipaksa majikannya
Jika ia mampu berkata
“Tak rasakah kau pegalnya ototku ini” begitu umpatnya
Dan akupun akan menampiknya
“Tak usalah risau, aku lebih berasa”
Budak kaki terus melaju
Tak ada iba dan jeda
Selama pikiran raja
belum berhenti menghentikannya
Lereng Merapi,
Di sekerumun pohon, melambai semilir angin sepoi
Vivit Nur Arista Putra
16 Febuari 2008 09.00
Tidak ada komentar:
Posting Komentar