Dokumentasi Vivit |
Oleh: Vivit Nur Arista Putra
Goa Pindul adalah medan magnet Gunung Kidul.
Keberadaannya mampu menarik wisatawan sekaligus memutar roda perekonomian. Setiap
tahun jumlah pengunjung selalu bertambah. Saya dan teman-teman dari Afrika mengunjungi-nya Desember tahun lalu. Mereka memberi testimoni, “tak ada wisata seperti ini di
Afrika. Di sana ada goa, tetapi bawahnya kering dan tak ada air mengalir”. Maka Goa
Pindul menjadi destinasi sangat langka untuk dicoba.
Saat saya ngobrol dengan pramuwisata. Menurut catatan pengelola wisata Dewa Bejo (Desa Wisata Bejiharjo), pada Oktober-Desember 2010 awal total wisatawan hanya 115 orang. Setahun kemudian total wisatawan yang mengunjungi Goa Pindul dan Sungai Oyo mencapai 17.500. Pada 2012 objek wisata yang dibuka ditambah Goa Gelatik dan Goa Sriti, mampu menarik wisatawan hingga 127.927. Data yang dilaporkan ke Dinas Pariwisata Gunung Kidul hingga Agustus 2013 dengan penambahan Goa Gareng dan Goa Mas, sukses menghadirkan pendatang sampai 149.947 orang. Jika dua tahun awal hanya dikelola oleh 1 kelompok sadar wisata Dewa Bejo. Menjamurnya objek wisata baru yang dibuka di Bejiharjo, memunculkan 6 kelompok sadar wisata baru, 47 pedagang, 42 angkutan wisata, dan 61 homestay (wisma tinggal) yang melayani maraknya wisatawan.
Desa wisata Bejiharjo ialah permata
di tengah bebukitan Gunung Kidul. Potensi wisatanya jika dikembangkan mampu
memakmurkan dan menghilangkan tuna kerja warga. Goa Pindul memiliki panjang tak
kurang 350 meter, lebar 4-6 meter dengan kedalaman hingga 12 meter. Tinggi
permukaan air ke atap goa sekitar 4-6 meter dan untuk menyusurinya dibutuhkan
waktu 40 menit. Aliran airnya sangat tenang menunjukkan kedalamannya dan tak
begitu deras sehingga nyaman bagi para wisatawan. Untuk memasukinya anda cukup
membayar Rp. 50.000,- per orang dengan fasilitas asuransi, pelampung, dan akan
dibersamai pemandu wisata profesional. Jika anda ingin mengabadikan moment
menarik susur goa, anda bisa menyewa juru foto dengan membayar Rp100.000,-.
Dokumentasi Vivit |
Saat anda menyusurinya, Goa Pindul
mempunyai tiga zona yang terdiri dari zona terang, remang, dan gelap. Desain
interior di zona terang bentuk batuannya banyak ditumbuhi lumut karena masih
terkena sinar matahari. Dampaknya warna batuan tidak asli lagi karena sudah
terkontaminasi sinar matahari. Warna batu goa dipengaruhi kadar air tanah di
atas goa tersebut. Semakin bersih air akan menghasilkan warna coklat murni,
jika air di perut batu keruh akan mewujud warna batu coklat kehitaman di
lingkar goa. Kedalaman air di zona terang berkisar 2-5 meter.
Fase kedua selanjutnya memasuki
zona remang yang terinci tiga batuan yaitu batu kolom atau pilar, tirai, dan
kristal. Ketiganya berbentuk dan berwarna berbeda sampai proses terjadinya.
Kedalaman air di zona ini kurang lebih 4-8 meter. Bagian langit-langit goa hiduplah
kelelawar Kalong (besar). Jika
diperhatikan air kencing kelelawar yang menempel di langit goa seperti desain
baju batik berwarna kecoklatan.
Dokumentasi Vivit |
Tahap ketiga ialah zona gelap abadi
dengan kedalaman hingga 12 meter, berhiaskan dua batuan terbesar di Goa Pindul.
Batu tersebut disebut soko guru atau tiang penyangga goa. Di zona ini ujung
bagian atasnya menggantung kelelawar kampret (kecil), sedangkan di bagian
bawahnya beragam jenis ikan lele, mujair, tawes, wader, tombro, dan boso hidup bersama.
So, bagi anda penikmat susur goa, keindahan alam Goa Pindul layak untuk dicoba.
Vivit Nur Arista Putra
Traveler
dan Penulis Buku “Pecandu Buku”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar