Senin, 22 Juni 2020

Menyusuri Tiga Zona Goa Pindul (Part 2)


Dokumentasi Vivit

             Oleh: Vivit Nur Arista Putra

  Goa Pindul adalah medan magnet Gunung Kidul. Keberadaannya mampu menarik wisatawan sekaligus memutar roda perekonomian. Setiap tahun jumlah pengunjung selalu bertambah. Saya dan teman-teman dari Afrika mengunjungi-nya Desember tahun lalu. Mereka memberi testimoni, “tak ada wisata seperti ini di Afrika. Di sana ada goa, tetapi bawahnya kering dan tak ada air mengalir”. Maka Goa Pindul menjadi destinasi sangat langka untuk dicoba.

Saat saya ngobrol dengan pramuwisata. Menurut catatan pengelola wisata Dewa Bejo (Desa Wisata Bejiharjo), pada Oktober-Desember 2010 awal total wisatawan hanya 115 orang. Setahun kemudian total wisatawan yang mengunjungi Goa Pindul dan Sungai Oyo mencapai 17.500. Pada 2012 objek wisata yang dibuka ditambah Goa Gelatik dan Goa Sriti, mampu menarik wisatawan hingga 127.927. Data yang dilaporkan ke Dinas Pariwisata Gunung Kidul hingga Agustus 2013 dengan penambahan Goa Gareng dan Goa Mas, sukses menghadirkan pendatang sampai 149.947 orang. Jika dua tahun awal hanya dikelola oleh 1 kelompok sadar wisata Dewa Bejo. Menjamurnya objek wisata baru yang dibuka di Bejiharjo, memunculkan 6 kelompok sadar wisata baru, 47 pedagang, 42 angkutan wisata, dan 61 homestay (wisma tinggal) yang melayani maraknya wisatawan.

            Desa wisata Bejiharjo ialah permata di tengah bebukitan Gunung Kidul. Potensi wisatanya jika dikembangkan mampu memakmurkan dan menghilangkan tuna kerja warga. Goa Pindul memiliki panjang tak kurang 350 meter, lebar 4-6 meter dengan kedalaman hingga 12 meter. Tinggi permukaan air ke atap goa sekitar 4-6 meter dan untuk menyusurinya dibutuhkan waktu 40 menit. Aliran airnya sangat tenang menunjukkan kedalamannya dan tak begitu deras sehingga nyaman bagi para wisatawan. Untuk memasukinya anda cukup membayar Rp. 50.000,- per orang dengan fasilitas asuransi, pelampung, dan akan dibersamai pemandu wisata profesional. Jika anda ingin mengabadikan moment menarik susur goa, anda bisa menyewa juru foto dengan membayar Rp100.000,-.

Dokumentasi Vivit

            Saat anda menyusurinya, Goa Pindul mempunyai tiga zona yang terdiri dari zona terang, remang, dan gelap. Desain interior di zona terang bentuk batuannya banyak ditumbuhi lumut karena masih terkena sinar matahari. Dampaknya warna batuan tidak asli lagi karena sudah terkontaminasi sinar matahari. Warna batu goa dipengaruhi kadar air tanah di atas goa tersebut. Semakin bersih air akan menghasilkan warna coklat murni, jika air di perut batu keruh akan mewujud warna batu coklat kehitaman di lingkar goa. Kedalaman air di zona terang berkisar 2-5 meter.

            Fase kedua selanjutnya memasuki zona remang yang terinci tiga batuan yaitu batu kolom atau pilar, tirai, dan kristal. Ketiganya berbentuk dan berwarna berbeda sampai proses terjadinya. Kedalaman air di zona ini kurang lebih 4-8 meter. Bagian langit-langit goa hiduplah kelelawar Kalong (besar). Jika diperhatikan air kencing kelelawar yang menempel di langit goa seperti desain baju batik berwarna kecoklatan.

Dokumentasi Vivit

            Tahap ketiga ialah zona gelap abadi dengan kedalaman hingga 12 meter, berhiaskan dua batuan terbesar di Goa Pindul. Batu tersebut disebut soko guru atau tiang penyangga goa. Di zona ini ujung bagian atasnya menggantung kelelawar kampret (kecil), sedangkan di bagian bawahnya beragam jenis ikan lele, mujair, tawes, wader, tombro, dan boso hidup bersama. So, bagi anda penikmat susur goa, keindahan alam Goa Pindul layak untuk dicoba.

 

Vivit Nur Arista Putra

Traveler dan Penulis Buku Pecandu Buku

 

 



Tidak ada komentar: