Dimuat di tegas.id pada 10 Juli 2020
Oleh: Vivit Nur Arista Putra
Meskipun terlalu dini, banyak lembaga survei
mulai merilis beberapa kepala daerah yang potensial bertarung di pemilihan
presiden mendatang. Tiga nama yang mengemuka ialah Anies Baswedan, Ridwal
Kamil, dan Ganjar Pranowo. Kebijakan para gubernur dalam menangani pandemi ini,
diprediksi memiliki efek elektoral menuju pentas 2024 nanti. Pernyataan ini
dibenarkan dalam catatan historis dan sosiologis perjalanan kepemimpinan bangsa
ini. Orang-orang yang terlibat menyelesaikan tren “masalah utama” negara di kurun
waktu tertentu, kelak akan menjadi “tokoh utama” memimpin negara.
Tren utama zaman awal abad 19 adalah pendidikan. Karena semakin
terdidik berdampak pada kenaikan status seseorang dan semakin tinggi
pengaruhnya. Maka sirkulasi ruling elit di negeri ini diawali dari para
intelektual terdidik sebagai produk politik etis Belanda.
Lahirlah Soekarno, Muhammad Hatta, Sutan Sjahrir dan tokoh lain. Proses
pematangannya terjadi tahun 1900 an-1940 an. Ketika terjadi kemerdekaan
Indonesia 17-8-1945 mereka menemukan momentum masa karya. Jadilah Soekarno dan
Hatta ruling elit pertama yang memimpin Indonesia sebagai presiden dan wakil
presiden.
Pascakemerdekaan tren mainstrem zaman ialah mempertahankan kemerdekaan/ Jakarta menjadi tidak aman karena serangan Belanda, maka Ibukota pun dipindahkan ke Yogyakarta. Anak-anak muda yang berdomisili di Yogyakarta seperti Soeharto dan generasinya memainkan peranan penting menjaga kedaulatan NKRI. Terjadilah perekrutan besar-besaran para pemuda berpartisipasi perang menyelematkan bangsa. Inilah proses pematangan mereka tahun 1940 an-1960 an. Muaranya ketika terjadi konflik politik 1965 dan orde lama tumbang. Soeharto dan generasi angkatannya menemukan kansnya berkarya menjadi ruling elit baru menjadi presiden. Ditopang keterlibatan TNI dalam politik praktis sebagai penyangga pemerintahan.
Pada dekade 1960 an terjadi lonjakan mahasiswa.
Alfan Alfian dalam bukunya ”Menjadi Pemimpin Politik” menerangkan, untuk
pertama kalinya anak muda dari lapis bangsa mulai marak menikmati pendidikan
tinggi. Di waktu yang sama, gerakan mahasiswa mulai
tumbuh dan menguat. Menjamurlah organisasi mahasiswa yang menjadi jalan
perekrutan anak-anak muda di era itu. Banyak pula lembaga kepemudaan
yang menjadi saluran aktivis mahasiswa untuk meluapkan aktivismenya. Kesempatan
datang saat orde baru tumbang tahun 1998. Keterampilan
berorganisasi dan berpolitik di kampus membuat aktivis
mahasiswa siap menyambut demokratisasi dan menemukan momentumnya untuk
berkarya di parlemen.
Kendati masih di level legislatif, kalangan aktivis dan
organisatoris ini menjadi ruling elit baru menggantikan kalangan
militer. Fachry
Ali pernah menjelaskan, jika saat orde baru ada dwi fungsi ABRI, maka di era
reformasi ada dwi fungsi pengusaha.
Anies Baswedan memprediksikan masa karya ruling elit aktivis akan
sampai tahun 2020 saja. Menjadi pertanyaan siapakah yang akan menggantikannya?
Jika diperhatikan pengaruh pasar terhadap ragam aspek kehidupan sudah
dirasakan. Bahkan sektor publik seperti layanan kesehatan dan pendidikan pun
kini dikelola ala pasar. Lebih lanjut Alfan Alfian menjelaskan tren akan
berlanjut pada perekrutan generasi muda untuk menjadi pelaku pasar (dunia
bisnis). Karena the young gun sedang mengalami prosesi pematangan, ke depan
ruling elit Indonesia agaknya masih tetap diisi tokoh-tokoh tua.
Mengkorelasikan teori di muka, penulis memprediksikan tokoh-tokoh
berlatar belakang ekonom atau bisnisman berpotensi menjadi ruling elit
Indonesia 2014 nanti. Adapun proses pematangannya di mulai sekarang. Meskipun
tampak malu-malu Aburizal Bakrie dapat dipastikan diusung aklamasi tanpa
konvensi untuk dicalonkan sebagai RI 1. Terlihat pengusaha dan orang terkaya se
asia tenggara ini hampir tak ada rival sebanding di tubuh partai Beringin.
Selain itu, Hatta Rajasa potensial diusung PAN. Selain menduduki posisi
strategis di kabinet dan di partainya, Hatta tergolong populis di tengah
publik. Sri Mulyani juga digadang-gadang meramaikan kompetisi, apalagi sudah
ada partai SRI yang mendaftar di KPU dan siap mendukung. Mantan Menko
perekonomian ini merupakan sosok ekonom yang tegas. Menjabat sebagai direktur
pelaksana Bank Dunia tidak menutup kemungkinan back up finansialnya akan kuat
jika maju menjadi capres. Sementara Demokrat, yang masih bergantung pada
figuritas SBY. Setelah tak dapat maju lagi, tidak menutup peluang mengajukan
sang istri Ibu Ani Yudhoyono. Sikap ini dapat diambil lantaran cukup
berhasilnya politik dinasti di skala daerah. Selain itu, beliau juga tokoh yang
populer karena selalu mendampingi suami.
Bersamaan dengan konsolidasi demokrasi yang berbasis pasar karena
mahalnya biaya politik di Indonesia, para pelaku pasar akan semakin
berkepentingan dengan dunia politik dan kebijakan (policy making). Oleh
sebab itu, peran generasi muda berwirausaha di era kini bisa jadi akan menjadi
mobilitas vertikal mereka di masa nanti untuk menjadi ruling elit baru di
negeri ini. Kanal politik memang sempit, oleh sebab itu pemuda harus menemukan
medan karya baru pascakampus sesuai kompetensi yang dimiliki. Dan akan semakin
matang jika diawali kemandirian finansial sebelum terjun ke dunia politik
nanti. Ini penting karena kemandirian akan memengaruhi mentalitas dan orientasi
pengabdiannya di masa karyanya nanti agar tidak terjebak pada sisi pragmatis
korupsi yang kini sudah membudaya.
Vivit Nur Arista
Putra
Penulis Buku “Pecandu
Buku”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar